PAHLAWAN NASIONAL MALUKU




Ini merupakan Sebagian Nama-nama dan biografi dari pahlawan Nasional Asal MALUKU... silahan Click Show untuk dapat membaca Biografinya.... semoga bermanfaat... 


FRITS MARTHIN PUPELLA
Frits Marthin Pulpella yang dikenal dengan nama panggilan Boetje, lahir dari keluarga guru pada tanggal 20 Agustus 1915. Beliau keturunan Famili Pupela di Desa Amahusu Pulau Ambon. Tamat pendidikan dasar pada ELS (Europesche Lager School) di Ambon kemudian melanjutkan studi ke Makassar dan masuk HIK ( Hollands Inlsndse Kweek School) dan tamat pada tahun 1936. Mulai berkarier sebagai guru kemudian bekerja pada kantor Pos dan terakhir mengabdi sebagai Kepala Kantor Penerangan Provinsi Maluku. Mengungsi ke Jogyakarta dan ikut dalam perjuangan mempertahankan Negara RI dalam kesatuan Laskar Maluku, kemudian pada tanggal 16 Oktober 1946 mendampingi Dr. G.A. Siwabessy sebagai pembantu pada Staf Devisi Pattimura yang bermakas di Malang.

Pada bulan Oktober beliau menjabat sebagai Komandan Resimen Tulukabessy dengan pangkat Letnan Kolonel yang bermakas di Gondolayu Yogjakarta dan dibantu Mayor Herman Pieters sebagai Kepala Staf bagian 1. pada tahun 1948 pecah pemberontakan PKI di Madiun, para perwira diturunkan pangkatnya dan Resimen Tulukabessy mengalami rasionalisasi dan reorganisasi oleh Gubernur Maluku Mr. J. J. Latharhary. Mayor Pupela diganti dan kemudian diperbantukan pada Staf Kololonel Abdul Haris Nasution. S

elanjutnya beliau diperbantukan pada Kantor Gubernur Maluku yang berpusat di Yogjakarta. Sebagai pejuang beliau pernah masuk penjara tahun 1945, setelah kembali ke Ambon ikut aktif dalam PArtai Indonesia Merdeka (PIM) yang didirikan oleh Bapak E.U. Pupela tokoh pejuang di Ambon. Tahun 1950 bersama-sama dengan Gubernur Maluku Mr. J. Latuharhary membangun Maluku. Frits Marthin Pupela dikenal sebagai seorang tokoh pendiri Yayasan Perguruan Tinggi Maluku Dan Irian Barat, yang kemudian memperjuangkan menjadi Universitas Pattimura tahun 1962. Pengabdi Bangsa dan Negara Kesatuan RI ini meninggal dunia di Ambon tahun 1974 dalam usia 58 tahun


dr. J. KAYADOE (1901 – 1943)
dr. J. Kayadoe lahir dari keluarga petani pada tanggal 5 Pebruari 1901 di Ambon. Beliau keturunan keluarga besar Kayadoe menamatkan pendidikan dasar pada “ Ambonsche Burgerschool” di Ambon pada tahun 1916 dan masuk sekolah menengah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan tamat tahun 1920. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke sekolah kedokteran Bumi Putera “STOVI” (School Tot Opleiding van Inlandsche Aartsen) di Jakarta. Pada tahun 1928 beliau berhasil mendapatkan gelar dokter dan ditempatkan di berbagai daerah di Indonesia.

Pada zaman pergerakan nasional, pemuda J. Kayadoe aktif dalam organisasi-organisasi sosial dan politik. Pernah menjadi anggota organisasi “Yong Ambon” dan aktif dalam gerakan mahasiswa di STOVIA. Kemudian masuk dalam organisasi politik orang Maluku/Ambon yaitu “Sarekat Ambon” yang didirikan oleh Alexander Jacob Patty di Semarang tahun 1923. Pada waktu A.J. Patty di tangkap di Ambon dan dibuang ke Bengkulu dan kemudian kedigul di Irian Jaya, dr. J. Kayadoe memimpin Sarekat Ambon yang berpusat di Jakarta yang kemudian dipindahkan ke Surabaya dan dipimpin oleh Mr. J. Latuharhary.

Selama pendudukan militer Jepang, semua organisasi politik dan pergerakan nasional dilarang, termasuk Sarekat Ambon . Pada zaman penindasan Jepang, tokoh-tokoh pergerakan berjuang juga menolong rakyat dari penderitaan dengan bebagai organisasi sosial. Salah satu adalah “Badan Pertolongan Ambon – Timor (Bototi) di Jakarta. Namun karena suasana perang dan kondisi politik penguasa jepang, para tokoh antara lain dr. J. Kayadoe, Mr. J. Jatuharhary ini dianggap mata-mata dan bekerja sama dengan sekutu anti Jepang. Mereka dibawa ke Bogor dan diperiksa oleh Kepetai Jepang serta dianiyaa. Karena penderitaan fisik yang tidak tertahankan pejuang yang mengantarkan orang Maluku ke pintu Gerbang Kemerdekaan itu meninggal dunia pada bulan Agustus 1943, dan untuk jasa-jasanya itu beliau diakui pemerintah Indonesia sebagai pejuang dan perintis kemerdekaan


WILLEM REAWARU (1910- 1950)
Willem Reawaru di lahirkan dealam suatu keluarga petani pada tanggal 22 April 1910 di Ambon. Ia keturunan keluarga besar Reawaru dari desa Waai di Pulau Ambon. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya pada “Ambonsche Burger School” di Ambon, Wim tidak berkesempatan melanjutkan studi lagi. Ia mulai bekerja pada Perusahan Pelayaran Belanda yaitu KPM. Sejak mudanya perasaan nasionalismenya mulai mucul karena banyak membaca buku-buku sejarah yang berisih peristiwa-peristiwa pemberontakan terhadap Belanda, antara lain Perang Pattimura tahun 1817 dan karangan – karangan Bung Karno yang mengecam imperialisme dan kolonialisme.Willem bersahabat karib dengan Tokoh Pejuang Aleksander Jacob Patty.

Oleh karena itu ia tidak suka bekerja sama dengan Belanda,dan akhirnya berkarier sebagai seorang swasta. Pada masa Pergerakan Nasional, Wim yang di kenal dengan nama panggilan “Patje”, Sarekat Ambon yang didirikan A.J. Patty bersamma-sama dengan rekannya E.U. Pupella mereka adalah pemimpin Sarekat Ambon di Ambon yang terkenal dan di cap oleh Belanda sebagai tokoh-tokoh politik yang berbahaya.

Pada zaman revolusi kemerdekaan Patje meng organisir para pemuda dalam organisasi pemuda untuk mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1946 bersama E.U. Pupella mendirikan organisasi politik PIM (Partai Indonesia Merdeka) yang menghimpun semua tokoh nasionalis. Patje menjadi ketua PIM cabang Kota Ambon dan kemu dian mengambil alih pimpinan organisassi pemuda PPI (Persatuan Pemuda Indonesia) dan menjadi Ketua Badan Perjuangan Pembebasan Irian Barat. Patje adalah seorang tokoh pergerakan yang sangat ekstrim. Ia berprinsip bahwa kolonialisme harus di hadapi dengan kekuatan senjata. Karena itu PPI di usahakan sebagai suatu barisan pelopor dari pemuda.

Sebagai wakil PIM di dalam Dewan Maluku Selatan bersama E.U. Pupella dan Cokro, Patje terkenal sebagai tokoh radikal dan seorang orator yang ulung. Karena sifat-sifat patrotisme dan nasionalisme itulah maka Patje sangat dimusuhi oleh Tentara Separatis dan beliau secara kejam pada tanggal 23 juli 1950 disekap di dalam sebuah Lubang Maut di Pantai Liang Pulau Ambon bersama pembantunya. Karena jasa-jasa dan pengorbanannyakepada Nusa dan Bangsa, maka Bapak Wim Reawaru dihargai Pemerintah Republik Indonesia sebagai Perintis dan Pejuang Kemerdekaan di Daerah Maluku

.

Kegiatan Ina Tuni sangat menonjol pada saat rapat-rapat politik dengan masyarakat di negri-negri yang di pimpin oleh A.J.Patty dan kader-kadernya. Selain pidato-pidato politik yang dibarengi dengan lagu-lagu perjuangan,Ina Tuni tampil pula dengan misi-misi kesenian yang bersifat nasional. Pada waktu A.J. Patty ditangkap dan diasingkan, Sarekat Ambon berada dalam keadaan lemah, maka Ina Bala Wattimena tampil dengan kepimpinan sementara untuk organisasi politik Sarekat Ambon sekaligus merangkap ketua Ina Tuni. Pada masa perjuangan merintis kemerdekaan sampai pada zaman Jepang dan zaman kemedekaan, Ina Bala Wattimena tidak pernah absent dalam pengabdiannya kepada Bangsa dan Tanah Air. Beliau diakui sebagai seorang wanita pejuang perintis kemrdekaan. Ina Bala Wattimena meninggal dunia di desa Lateri pada tanggal 20 Juli 1 1982 dalam usia yang sudah lanjut yakni 80 tahun


INA BALA WATTIMENA (1902-1982)

Ina Bala Wattimena/Latumahina di lahirkan dalam suatu keluarga petani pada tanggal 15 Mei 1902 di desa Lateri Pulau Ambon. Ia keturunan kelurga besar Latumahina dari desa Paperu di Pulau Saparua dan menikah dengan Bapak Wattimena dari Negeri Lateri di Pulau Ambon.Setelah Menamatkan pendidikan dasarnya beliu tidak melanjutkan studinya lebih lanjut . Sejak masa mudanya sebagai Pemimpin “Ina Tuni “ ia selalu ikut bahu-membahu dengan para pemimpin Sarekat Ambon seperti A.J.Patty,Dr.J.B. Sitanala dan Mr. J. Latuharhary dalam mempertahankan kehudupan perjuangan dari partai poltik orang Ambon ini.

Partai Sarekat Ambon didirikan oleh A.J. Patty di Semarang pada tahun 1920. Organisasi Wanita Ina Tuni artinya wanita asli atau wanita mulia adalah bagian dari Serekat Ambon. Dalam kegiatannya,Sarekat Ambon sangat men dapat bantuan dari pada Ina Tuni atau ibu-ibu yang bergabung dalam Ina Tuni. Perjuangan Ina Tuni tidak saja untuk perbaikan kedudukan wanita dalam kehidupan sosial dan budaya tetap juga dalam lapangan politik seperti halnya dengan organisasi induk nya yaitu Sarekat Ambon.

Berkali-kali Ina Bala Wattimena ikut dalam rapat-rapat politik dengan A.J.Patty di kota Ambon,di Pulau Haruku dan Saparua sebagai basis perjuangan Sarekat Ambon.

Kegiatan Ina Tuni sangat menonjol pada saat rapat-rapat politik dengan masyarakat di negri-negri yang di pimpin oleh A.J.Patty dan kader-kadernya. Selain pidato-pidato politik yang dibarengi dengan lagu-lagu perjuangan,Ina Tuni tampil pula dengan misi-misi kesenian yang bersifat nasional. Pada waktu A.J. Patty ditangkap dan diasingkan, Sarekat Ambon berada dalam keadaan lemah, maka Ina Bala Wattimena tampil dengan kepimpinan sementara untuk organisasi politik Sarekat Ambon sekaligus merangkap ketua Ina Tuni. Pada masa perjuangan merintis kemerdekaan sampai pada zaman Jepang dan zaman kemedekaan, Ina Bala Wattimena tidak pernah absent dalam pengabdiannya kepada Bangsa dan Tanah Air. Beliau diakui sebagai seorang wanita pejuang perintis kemrdekaan. Ina Bala Wattimena meninggal dunia di desa Lateri pada tanggal 20 Juli 1 1982 dalam usia yang sudah lanjut yakni 80 tahun


SULTAN MUDAFAR SYAH (SULTAN TERNATE,1938- sekarang)

Sultan Mudafar Syah lahir di Ternate Maluku Utara pada tanggal 13 April 1938. Pada waktu perang Asia Pasifik (Perang Dunia II) tahun 1944, bersama orang tua dan kerabatnya diungsikan oleh Tentara Sekutu ke Australia sselama satu tahun setengah. Setelah perang dunia berakhir,mereka kembali ke Ternate.

Sultan Mudafar Syah menempuh pendidikan SR,SMP,dan SMA di Ternate,Makasar dan Jakarta. Pada tahun 1967- 1968 melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi swasta Universitas Swasta Chairun di Ternate dan merahi gelar Sarna Muda dalam bidang Ilmu Hukum tahun 1970. Pada tahun 1971-1977 diangkat menjadi anggota DPRD Tingkat II Maluku Utara dan pada tahun 1978-1988 sebagai a nggota DPR/MPR RI dari Propinsi Maluku. Sultan. Sultan Mudafar Syah melanjutkan pendidikan sarjananya pa da Fakultas Satra Jurusan Ilmu Filsafat Universitas In do nesia Di Jakarta dan berhasil menamatkan pendidikannya tahu 1984. Pada tanggal 29 No vember 19186,Drs.Mudafar Syah dilantik sebagai sultan Ternate oleh Lembaga Adat Tradisional Kesultanan Ternate dalam hal ini Komisi Ngaruah yaitu komisi 4 bidang Eksekutif dan Bobato Nyagimoi Se Tufkange yaitu Bobato 18 Bidang Legislatif, dalam suatu upacara tradisio nal yang dikenal sebagai Kabasarang Kolono di Istana Kesultanan Ternate.

Upacara ini di hadiri oleh para pemangku adat an tara lain Bobato Dunia,Bobato Akhirat,Keluarga Kesultanan Ternate serta masyarakat sekitarnya. Sultan Mudafar Syah mendapat anugerah “ Upakarti ” dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1990 atas jasa-jasanya

.


DOMINGGUS JULIUS R.SIJARANAMUAL (1944 – sekarang)
Dominggus Julius R. Sijaranamual dikenal sebagai seorang pengarang cerita pendek, pengarang novel dan juga sekaligus penulis sajak. Selain itu ia juga banyak memberikan sumbangan pemikiran atau ide-ide tentang materi bacaan anak-anak. Pengarang muda ini lahir di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 21April 1944.Ia keturunan dari keluarga besar Syaranamual dari desa Itawaka di Pulau Saparua. Pendidikan yang pernah dilalui Julius adalah sekolah rakyat (SR), SMP bagian A, SMA bagian C dan melanjutkan pada sekolah tinggi Theologia jurusan Christian Education di Jakarta namun tidak selesai.

Pada tahun 1950 pulang ke Ambon dan bekerja pada kantor cabang Kenpen Negara Indonesia Timur sebagai juru warta. Selain kegiatan kantor waktunya juga diupakai juga untuk menulis cerpen atau yang lainnya. Ia terus memupuk bakatnya dengan tiada jenuh menulis. Sajak- sajaknya mulai dimuat di surat kabar dan majalah.Dari Ambon Julius mangawali kariernya sebagai seorang satrawan daerah. Waktu hijrah ke Jakarta ia berkeinginan melanjutukan sekolahnya pada jurusan Christian Education. Kemudian menikah dengan seorang pengarang wanita yaitu nona Theresia S. Jansen.

Dari spesialisasi yang dimiliki Julius sebagai penulis cerita pendek dapat dilihat bahwa ada cirri khasnya yaitu ia memiiki bentuk tersendiri dalam acara penulisannya.Keunikan Julius adalah baqhwa ia selalu sportif dalam menggarap tulisannya. Dalam hal mengungkapkan isi cerita, Julius lebih menekankan akan pesona yang beku dalam suatu pertalian jiwa yang kadang –kadang seru dan samara. Hal inilah yang mampu memukau pembacanya.

Salah satu ciri khasnya lagi ialah bahwa dalam proses penulisan ia tidak pernah menentukan tema, namun tema itu datang dengan sendirinya bersama certa yang didukungnya . Dari cerpen-cerpen yang ditulisnya, Julius dapat dikategorikan sebagai penulis yang menggunakan gaya bahasa sinisme. Julius termasuk seorang seniman yang eksentrik dan selalu gujoro.Sebagai pengasuh majalah anak –anak “Kawanku”, Julius mempunyai ide-ide yang cukup terpuji dan patut dicontoh. Seluruh karya Julius terbit di berbagai organisasi kebudayaan, karena itu ia tercatat sebagai seorang tokoh budaya dan sastrawan yang terkenal

.


DOMINGGUS JULIUS R.SIJARANAMUAL (1944 – sekarang)

Dominggus Julius R. Sijaranamual dikenal sebagai seorang pengarang cerita pendek, pengarang novel dan juga sekaligus penulis sajak. Selain itu ia juga banyak memberikan sumbangan pemikiran atau ide-ide tentang materi bacaan anak-anak. Pengarang muda ini lahir di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 21April 1944.Ia keturunan dari keluarga besar Syaranamual dari desa Itawaka di Pulau Saparua. Pendidikan yang pernah dilalui Julius adalah sekolah rakyat (SR), SMP bagian A, SMA bagian C dan melanjutkan pada sekolah tinggi Theologia jurusan Christian Education di Jakarta namun tidak selesai.

Pada tahun 1950 pulang ke Ambon dan bekerja pada kantor cabang Kenpen Negara Indonesia Timur sebagai juru warta. Selain kegiatan kantor waktunya juga diupakai juga untuk menulis cerpen atau yang lainnya. Ia terus memupuk bakatnya dengan tiada jenuh menulis. Sajak- sajaknya mulai dimuat di surat kabar dan majalah.Dari Ambon Julius mangawali kariernya sebagai seorang satrawan daerah. Waktu hijrah ke Jakarta ia berkeinginan melanjutukan sekolahnya pada jurusan Christian Education. Kemudian menikah dengan seorang pengarang wanita yaitu nona Theresia S. Jansen.

Dari spesialisasi yang dimiliki Julius sebagai penulis cerita pendek dapat dilihat bahwa ada cirri khasnya yaitu ia memiiki bentuk tersendiri dalam acara penulisannya.Keunikan Julius adalah baqhwa ia selalu sportif dalam menggarap tulisannya. Dalam hal mengungkapkan isi cerita, Julius lebih menekankan akan pesona yang beku dalam suatu pertalian jiwa yang kadang –kadang seru dan samara. Hal inilah yang mampu memukau pembacanya.

Salah satu ciri khasnya lagi ialah bahwa dalam proses penulisan ia tidak pernah menentukan tema, namun tema itu datang dengan sendirinya bersama certa yang didukungnya . Dari cerpen-cerpen yang ditulisnya, Julius dapat dikategorikan sebagai penulis yang menggunakan gaya bahasa sinisme. Julius termasuk seorang seniman yang eksentrik dan selalu gujoro.Sebagai pengasuh majalah anak –anak “Kawanku”, Julius mempunyai ide-ide yang cukup terpuji dan patut dicontoh. Seluruh karya Julius terbit di berbagai organisasi kebudayaan, karena itu ia tercatat sebagai seorang tokoh budaya dan sastrawan yang terkenal

.


PENDETA THOMAS P. PATTIASINA (1914 -1982)
Thomas P. Pattiasina dilahirkan dalam satu keluarga guru pada tanggal 14 April 1914 di Ambon. Thomas keturunan keluarga besar Pattiasina di Negeri Booi Pulau Saparua. Setelah manamatkan pendidikan dasar pada “ Ambonsche Burger School “ tahun 1930, Thomas melanjutkan studi ke sekolah menengah MULO Kristen dan tamat tahun 1934. Selanjutnya ke pendidikan tinggi pada sekolah Theologi “ STOVIL “ (School tot opleding van Inlandse Leeraren) di Ambon dan di Tahbiskan menjadi Pendeta pada tahun 1942.

Dalam pengembangan kariernya Pendeta Th. P. Pattiasina dipercayakan sebagai Direktur Sekolah Tinggi Theologia GPM menggantikan Pendeta .S. Marantika. Tahun 1960 dalam sidang Sinode GPM di Ambon Pendeta Pattiasina dipercayakan memimpin GPM menggantikan Pendeta F.H. de Fretes. Beliau adalah Ketua Sinode GPM yang paling lama masa jabatannya yaitu dari tahun 1961-1976. Pendeta Th. P. Pattiasina dikenal sebagai ketua Sinode yang mampu memimpin umat GPM keluar dari kemelut hudup maju ke depan dalam berbagai bidang kehudupan bahkan selalu menjalin hubungan kerja sama dengan pemerintah daerah Maluku di zaman Gubernur Mohammad Padang, Latumahina , Soemitro, Sumeru, dan Hasan Slamet.

Beliau berprinsip bahwa GPM tidak boleh terjun dalam politik praktis agar dapat menjalankan misi Gereja dengan baik. Tokoh GPM yang memiliki dedikasi dan semangat pengabdian yang tinggi ini mengakhiri masa jabatannya dalam sidang Sinode tahun 1976 dan diganti oleh Pendeta J. M. Wattimena . Pendeta Thomas P. Pattiasina meninggal dunia di Ambon tahun 1982.


MOHAMMAD PADANG
Mohammad Padang lahir tahun 1920 di Desa Sirisori Islam di Pulau Saparua. Ibunya seorang puteri dari desa kelahirannya dan berasal dari keluarga besar Pattisahusiwa. Mohammad keturunan dari keluarga Padang di Sumatera Barat. Ayahnya seorang perantau yang kemudian berdomisili di Saparua. Mohammad menamatkan pendidikan dasar pada “Saparoeasche Schoo” di kota Saparua dan melanjutkan ke sekolah menengah MULO di kota Ambon. Kemudian merantau ke Pulau Jawa. Pada masa mudanya di Pulau Jawa. Pada masa mudanya di Pulau Jawa, Mohammad Padang adalah seorang pejuang kemerdekaan pada fase “Revolusi Fisik” (Perang Kemerdekaan).

Sebagai seorang tokoh pemuda pejuang , ia mulai memasuki badan- badan perjuangan pemuda untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan. Mulanya menjadi anggota Angkatan Pemuda Indonesia (API-AMBON) yang dipimpin oleh H.Tanasale dan J.D. de fretes. Setelah pidah ke Surabaya menjadi anggota pengurus besar organisasi “Pemuda Republik Indonesia” (PRI-AMBON) yang dipimpin M. Sapya dan Kolibongso . Pem uda-pemuda Maluku mempunyai jasa yang besar juga dalam pertempuran 10 Nopember di Surabaya melawan Tentara Sekutu (Inggris).Waktu hijrah ke Jogyakarta bergabung lagi ke Organisasi “Pemuda Indonesia Maluku” (PIM). Di Yogyakarta berjuang lagi dalam Partai Politik Maluku (PARPIM) yang didirikan oleh A.J. Patty. Sebagai anggota PARPIM Beliau mewakili Maluku pulaq di dalam KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan bersama-sama dengan Mr.J. Latuharhary dan Dr. G. A. Siwabessy menanggulangi kesulitan dan penderitaan orang-orang Maluku untuk tetap berada dalam wadah Negara kesatuan RI.

Setelah pemberontakan pada tahun 1950 dapat ditumpas bersama Gubernur Mr. J. Latuharhary berjuang membangun Maluku. Sebagai seorang tokoh pejuang anak daerah Maluku, Mohammad Padang dipercayakan untuk menjadi Gubernur Maluku yang Ketiga (1960-1965). Sebelumnya itu Beliau bersama A.J. Patty ditunjuk sebagai wakil Maluku dalam Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat). Mohammad Padang juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Universitas Pattimura dan menjadi anggota presidium Unpatti dari tahun 1962-1971. Tokoh Maluku dan Pejuang Kemerdekaan ini meninggal dunia di Jakarta dan Beliau dihargai sebagai pejuang kemerdekaan dan pengabdi rakyat di daerah Maluku.


Prof. Dr. JONAS ANDREAS LATUMETEN

Jonas Andreas Latumeten lahir dari keluarga Nelayan di Desa (Negeri) Rutong di Pulau Ambon. Ia keturunan keluarga besar latumeten dari desa Rutong dan menikah dengan nona Leentje Jacomina Tehupeiory dari desa Hutumuri di Pulau Ambon Juga. Pada waktu muda ia mengikuti profesi ayahnya dan menjadi sorang nelayan muda yang terampil menangkap ikan dan ia sendiri yang memasarkan hasil tangkapannya ke kota Ambon dengan berjalan kaki sekitar 23 km. Sering di perjalanan hasilnya di ambil secara paksa oleh pegawai dan polisi Belanda. Penderitaan yang sama di alami juga oleh pemduduk desanya. Dengan demikian sejak mudanya Jonas sudah benci terhadap penjajah Belanda.

Namun dengan semangat dan sifatnya yang ulet ia ingin bersekolah.Melalui sekolah Schakel (Sekolah Penghubung Untuk menghubungkan Pengajaran Di Sekolah Bumi Putera Dengan Pengajaran Barat). Jonas lulus tes masuk ke ELS (Europesche Lagere School) yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda. Karena pandai dan cerdas Jonas dapat meraih Diploma ELS dan ia maju terus ke Batavia (Jakarta) mengikuti sekolah Kedokteran STOVIA dan berhasil merahi gelar Dokter. Setelah lulus STOVIA Dokter Jonas segera pulang ke Ambon dan menikah dengan nona Leentje Tuhupeiory.Setelah dikaruniai seorang Putera (Weim Johanes), Dokter Jonas kembali ke Jakarta dan memulai karier sebagai dokter.

Ia kemudian ditugaskan ke Malang dan mengasuh Rumah Sakit Jiwa di Lawang. Di samping bekerja sebagai medis, Dokter Jonas ikut aktif dalam olahraga dan secara dim-diam ikut sebagai anggota pergerakan pemuda (yong Ambon Nerbond). Karena prestasi dokternya sangat baik,maka tahun 1922 Ia dikirim ke Negeri Belanda untuk mendalami pengetahuan di bidang Psychiatri (Penyakit Jiwa). Di Negeri Belanda ia bekerja sama pula dengan teman- temannya dalam organisai politik “Perhimpunan Indonesia”, dan karena berbahaya bagi Belanda ia segera dikembalikan ke Indonesia tahun 1924 dan diasingkan ke Sabang Pulau WE. Pada tahun 1929 Dokter Letumeten dikembalikan dari pengasingan dan diserahi tugas sebagai Direktur Rumah Sakit Jiwa di Bogor. Pada masa pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan,dr. J.A. Latumeten bersama teman- temannya aktif dalam perjuangan dan selanjutnya tokoh Indonesia yang ahli dalam penyakit jiwa ini berjuang memajukan bangasa dan negaranya . Beliau meninggal dunia dan diargai sebagai pejuang dan perintis kemrdekaan





Share on Google Plus
    Please add Your Comment
    Comment on smileambon