Beberapa waktu yang lalu saya
menemukan sebuah website dengan vulnerability SQL injection. Sengaja
nama website tersebut tidak saya publikasikan, karena artikel ini bukan
tentang SQL injection melainkan bagaimana memecahkan enkripsi.
Berbeda dengan website lainnya, website
tersebut menyimpan password dalam tabel user tidak dalam bentuk one-way
hash (contohnya MD5 atau SHA1), melainkan dalam bentuk ter-enkripsi.
Enkripsi yang dipakai juga unik karena tidak memakai algoritma enkripsi
yang sudah dikenal luas.
Dalam kasus tersebut saya ingin
melakukan privilege-escalation dari user dengan hak akses biasa menjadi
user dengan hak akses penuh. Sebagai user biasa saya bisa melakukan
SQLinjection untuk membaca username dan password dari tabel user. Dengan
teknik tersebut saya mendapatkan encrypted password dari seorang user
yang memiliki hak admin. Namun saya tidak bisa memakai password itu
untuk menjadi admin sebelum saya mengerti pesan tersembunyi dalam
chiphertext tersebut.
Analisa Ciphertext
Saya mencoba menggali informasi lebih
dalam lagi tentang enkripsi unik di website tersebut. Saya mulai
mengumpulkan banyak ciphertext dari user-user lainnya. Berikut beberapa
ciphertext yang saya kumpulkan:
- 804881451156416021528145
- 9436353935332546555225378546953924846491
- 11763273927622732276427712808233523172328227
Ada beberapa poin penting yang saya dapatkan dari pengumpulan ciphertext tersebut:
- Panjang ciphertext bervariasi
Panjang ciphertext yang bervariasi
membuat saya yakin bahwa itu bukan fungsi hash, karena ciri khas fungsi
hash adalah panjang hash yang selalu tetap. Panjang ciphertext yang
bervariasi kemungkinan besar tergantung dari panjang atau pendeknya
password user tersebut. Nanti saya akan coba konfirmasi hipotesa ini
dengan mengubah password user biasa yang saya pakai.
- Ciphertext hanya terdiri dari angka
Ciphertext yang semua berupa angka
membuat saya curiga bahwa ini adalah kode, semacam kode ASCII namun
sudah dikalkulasi dengan formula matematis tertentu.
Chosen-Plaintext Attack
Chosen-Plaintext attack adalah salah
satu cara “code breaking” (cryptanalysis) dengan cara membandingkan dan
menganalisa contoh plaintext dan ciphertextnya. Dalam chosen plaintext
attack, code breaker memiliki kebebasan untuk menentukan plaintext yang
diiginkannya.
Untuk mendapatkan contoh plaintext dan
ciphertextnya, saya melakukan langkah berikut ini setelah login sebagai
seorang user biasa:
- Ubah Password
- Lihat ciphertext dari tabel user dengan SQLinjection
Pertama saya ubah password menjadi ‘d’,
kemudian saya lihat ciphertext untuk plaintext ‘d’. Saya ulangi langkah
itu dengan contoh plaintext yang lain berkali-kali.
Apa saja plaintext yang saya pilih? Berikut chosen-plaintext dan ciphertextnya yang saya pilih:
Plaintext | Ciphertext |
---|---|
d | 92254325 |
dd | 831214121412 |
ddd | 6180128012807280 |
dddd | 15013601660186017601 |
abcd1234 | 433034273428242944308379538023819382 |
Perhatikan bahwa panjang ciphertext
tergantung dari panjang plaintext. Plaintext sepanjang 1 karakter,
ciphertext panjangnya 8 digit. Setiap penambahan satu karakter
plaintext, ciphertext bertambah 4 digit.
Saya sengaja memilih plaintext berurutan
(d,dd,ddd,dddd) untuk melihat apa ada pola yang muncul. Perhatikan pada
plaintext “dd”, ciphertextnya adalah 831214121412, terlihat pola
berulang pada angka 412 sebanyak 2x. Dalam ciphertext ini saya
menyimpulkan bahwa 412 adalah kode untuk karakter ‘d’.
Untuk plaintext “ddd”, ciphertextnya
adalah 6180128012807280, terlihat pola berulang pada angka 280 sebanyak 3
kali. Dalam ciphertext ini saya menyimpulkan bahwa 280 adalah kode
untuk karakter ‘d’.
Begitu juga pada plaintext “dddd”,
ciphertextnya adalah 15013601660186017601, dengan pola berulang pada
angka 601 sebanyak 4 kali. Dalam ciphertext ini, saya menyimpulkan bahwa
601 adalah kode untuk karakter ‘d’.
Ingat bahwa untuk setiap penambahan satu
karakter plaintext membuat ciphertext bertambah 4 digit. Ternyata 4
digit tersebut adalah satu digit apapun diikuti dengan 3 digit kode
karakter. Chosen plaintext dalam contoh sebelumnya saya pecah-pecah
menjadi kelompok 4 digit dipisahkan dengan karakter ‘#’ dan dari 4 digit
tersebut saya pecah dua menjadi 1 digit dan 3 digit dengan karakter
‘-’.
Plaintext | Ciphertext | Kode |
---|---|---|
d | 9-225#4-325 | 325 = ‘d’ |
dd | 8-312#1-412#1-412 | 412 = ‘d’ |
ddd | 6-180#1-280#1-280#7-280 | 280 = ‘d’ |
dddd | 1-501#3-601#6-601#8-601#7-601 | 601 = ‘d’ |
Oke sampai disini saya sudah mendapatkan
titik terang. Saya sudah mengetahui komposisi dan posisi tiap karakter
pada plaintext ketika dipetakan pada ciphertext. Tapi masih ada yang
belum jelas, dalam contoh tersebut kode untuk krakter ‘d’ ternyata
berbeda-beda, pada contoh pertama kodenya adalah 325, pada contoh lain
kode untuk ‘d’ adalah 412, 280 dan 601.
Kini saya harus mengetahui bagaimana
hubungan antara kode yang berurutan, untuk itu saya memilih plaintext
“abcd1234″ dengan ciphertext 433034273428242944308379538023819382. Mari
kita pecah ciphertext tersebut menjadi kelompok 4 digit seperti tabel di
atas.
4-330#3-427#3-428#2-429#4-430#8-379#5-380#2-381#9-382
Dari pengelompokan tersebut kita bisa simpulkan bahwa:
427 = ‘a’, 428 = ‘b’, 429 = ‘c’, 430 = ‘d’, 379 = ’1′, 380 = ’2′, 381=’3′, 382=’4′
Perhatikan bahwa kode-kode tersebut
sengaja saya pilih berurut ‘a’->’b'->’c'->’d’ dan ternyata
ciphertextnya pun ikut berurut 427->428->429->430. Begitu juga
untuk ’1′->’2′->’3′->’4′, ciphertextnya juga berurut
379->380->381->382. Saya mencurigai bahwa enkripsi ini memakai
kode ASCII karena memang kode ASCII untuk ‘abcd’ dan ’1234′
berurutan.Kode ASCII untuk ‘a’=97,
‘b’=98,’c'=99,’d'=100,’1′=49,’2′=50,’3′=51,’4′=52.
Terlihat ada jarak yang cukup jauh
antara kode ASCII dan kode pada ciphertext. Contohnya ‘a’ dengan ASCII
97, dalam ciphertext dikodekan dengan 427, selisihnya 427-97 adalah 330.
Begitu juga dengan ’1′ dengan ASCII 49, dalam ciphertext dikodekan
menjadi 379, dengan selisih 379-49 adalah 330. Ternyata kalau dilihat
semua kode pada ciphertext juga berjarak 330 dengan kode ASCII.
Pertanyaannya, darimana angka 330 ini muncul?
Mari kita lihat sekali lagi ciphertext dari ‘abcd1234′ (setelah dikelompokkan 4 digit):
4-330#3-427#3-428#2-429#4-430#8-379#5-380#2-381#9-382
Adakah angka 330 dalam ciphertext
tersebut? Aha, ternyata ada! Ingat bahwa plaintext satu karakter,
ciphertextnya adalah 8 digit, padahal tiap karakter dikodekan dalam 4
digit, jadi ada kelebihan 4 digit. Ternyata pada kelompok 4 digit
pertama mengandung offset dengan kode ASCII, yaitu pada digit ke-2
hingga ke-4.
Jadi sekarang misteri enkripsi ini terpecahkan. Mari kita coba dekrip contoh ciphertext yang saya kumpulkan di awal:
- 804881451156416021528145
Pertama kita kelompokkan menjadi
kelompok 4 digit: 8-048#8-145#1-156#4-160#2-152#8-145. Kelompok 4 digit
pertama 8048 menunjukkan offset yaitu 048. Kelompok 4 digit kedua, 8145
menunjukkan kode karakter pertama adalah 145, dikonversi ke kode ASCII
menjadi 145-048=97. ASCII 97 ini adalah ‘a’. Jadi kita temukan karakter
pertama ‘a’. Berikutnya, 156-48=108, yaitu kode untuk ‘l’. Berikutnya,
160-48=112, yaitu kode untuk ‘p’. Berikutnya 152-48=104, yaitu kode
untuk ‘h’. Berikutnya 145, sama dengan karakter pertama, ‘a’. Jadi hasil
dekripsinya adalah ‘alpha’.
- 9436353935332546555225378546953924846491
Kita kelompokkan menjadi kelompok 4
digit: 9-436#3-539#3-533#2-546#5-552#2-537#8-546#9-539#2-484#6-491.
Karakter pertama: 539-436=103=’g’. Karakter ke-2: 533-436=97=’a’.
Karakter ke-3: 546-436=110=’n’. Karakter ke-4: 552-436=116=’t’. Karakter
ke-5: 537-436=110=’e’. Karakter ke-6 sama dengan ke-3, ‘n’. Karakter
ke-7 sama dengan karakter ke-1, ‘g’. Karakter ke-8: 484-436=48=’0′.
Karakter ke-9: 491-436=55=’7′. Jadi hasil dekripsinya adalah
‘ganteng07′.
Pada akhirnya dengan mengetahui teknik
enkripsi yang dipakai, saya berhasil mendapatkan password seseorang
dengan hak administrator. Tidak lama kemudian GAME OVER, webshell
uploaded
Kesimpulan
Pelajaran yang bisa diambil dari kasus
tersebut adalah bahwa membuat algoritma kriptografi yang kuat tidaklah
mudah, jangan pernah memakai enkripsi buatan sendiri, walaupun
algoritmanya anda rahasiakan. Selalu gunakan algoritma enkripsi terbuka
yang sudah teruji oleh para ahli.
Sedangkan untuk password, sebaiknya
jangan gunakan enkripsi, tapi gunakan one-way hash function yang kuat
seperti SHA1. Enkripsi tidak cocok dipakai untuk menyimpan password
karena ketika terjadi compromised, maka semua password yang ada di tabel
akan bisa diambil attacker dengan cara menjalankan rutin dekripsi yang
pasti tersedia di salah satu file script seperti PHP pada web tersebut.
Walaupun algoritma dekripsinya anda
rahasiakan, suatu saat ketika terjadi compromised, seorang attacker akan
bisa melakukan dekripsi dengan membaca source code php untuk men-dekrip
password. Biasanya rutin dekripsinya tidak jauh dari file php yang
terkait dengan halaman login.
Please add Your Comment
Comment on smileambon